Kamis, 24 April 2014

Terminal, Stasiun dan Bandara

Ketiga tempat sesuai judul di atas itu memiliki kesamaan secara identik.
Apalagi kalo bukan ketiganya itu merupakan tempat pemberhentian dan destinasi transportasi umum.
Tempat dimana arus lalu lintas transmigrasi dan urbanisasi penduduk terjadi, baik secara parsial maupun kolektif (berat banget bahasanya ya ....)


Buat orang-orang yang suka travelling, pasti akrab banget minimal satu dari ketiga tempat ini.

Sharing aja ya.
Jaman taun lalu sewaktu saya masih jadi anggota 2 foundation yang sering ngadain acara di luar kota, saya akrab banget sama yang namanya bandara. Pernah waktu itu dalam tempo 2 bulan, 6 kali saya main-main ke bandara hehe. Dan yang paling enak, gratis semua gak pake bayar (y)

Nah, waktu uda gak jadi anggota foundation itu, otomatis gak bisa seenaknya lagi.
Tapi karena hobi traveler masih menggelora, akhirnya sekarang lebih akrab sama yang namanya terminal.
Anak terminal broo.

Tapi gak tau kenapa, saya jadi suka banget sama yang namanya terminal.
Gak ada yang bisa nyamain suasana terminal.
Dimana keramaian orang jualan terasa selama kurang lebih 20 jam per harinya.
Dimana setiap langkah kakimu, kamu pasti megangin bawaannmu dengan erat (jaga-jaga copet coy).
Dimana bus selalu cepat silih berganti berhenti di shelter yang ada.
Dimana musik dangdut selalu menjadi musik yang dominan dan mayoritas dan dimainkan dengan keras.
Dimana kamu bisa beli makan dan minum dengan harga yang sangat murah karena banyakan warung daripada restorannya.

Tapi yang lebih penting daripada itu,
Ketiga tempat itu menyenangkan karena di tempat itulah kamu bisa melihat seseorang saling menghargai waktunya bersama dengan orang lain.
Entah karena mereka baru bertemu setelah sekian waktu tidak bertemu ataupun mereka ingin menikmati waktu-waktu terakhir mereka bersama sebelum salah satu di antaranya harus pergi meninggalkan.

Sering saya dengar banyak orang yang telpon di ketiga tempat itu dan selalu inti pembicaraannya selalu sama :
"Iya, ini sudah di atas bis kok. Kamu hati-hati ya di sini. Doain aku selamat sampai tujuan. Sampai ketemu lagi"

"Kamu dimana? Ini aku uda mau sampek kok. Aku bawa oleh-oleh buat kamu, tungguin aku ya"

Itu pembicaraan yang lazim terdengar.
Entah itu pembicaraan antara Orang tua dengan anak atau sebaliknya, sepasang kekasih atau suami istri, atau mungkin dengan sesama teman.
Tempat inilah yang selalu membuat orang menghargai waktunya bersama dengan orang terdekatnya.
Itu sebabnya saya suka dengan Terminal, Stasiun dan Bandara.....

Senin, 21 April 2014

Selamat Hari Kartini!!! Bagaimana Kabar Emansipasi?

Hari ini tanggal 21 April. Pas banget dengan hari lahirnya Raden Adjeng Kartini atau R.A. Kartini yang ditetapkan sebagai Hari Nasional Kartini.
Hari dimana waktu jaman SD pasti diselenggarakan karnaval atau pawai.
Kita2 (terutama anak cewek) yang masih lugu, diem aja waktu didandanin dan dipakein baju kebaya ala Kartini dan baju ala Basofi dan disuruh jalan ato bahkan naik kereta kelinci keliling kota haha.

Lebih dalam lagi, peringatan itu juga harus disertai dengan pengetahuan tentang peringatan itu sendiri.
Kartini itu merupakan sosok inspirasional banget, terutama buat kaum cewek yang hyper aktif dan punya cita-cita setinggi langit. Karena Kartini menjunjung tinggi yang namanya Emansipasi.
Iya, namanya EMANSIPASI.

Emansipasi simpelnya adalah persamaan hak. Kalo emansipasi wanita berarti persamaan hak yang dimiliki oleh wanita dan kebebasan untuk menentukan pilihan dan nasibnya secara merdeka.

Dulu Kartini merupakan salah satu pelopor dan pejuang emansipasi. Salah satu, karena sebenarnya banyak yang lainnya, tp gak diekspos aja.
Kartini merupakan anak Bupati Jepara (kalo gak salah) yang kental dengan budaya, adat dan tradisi. Dan Kartini ini beruntung karena keturunan ningrat makanya bisa sekolah di sekolah Belanda, dan karena sering kumpul sama meeneer2 belanda itulah, pemikiran dan pandangan Kartini terbuka soal hak-hak wanita yang jelas beda banget antara di Belanda (Budaya Eropa) dengan di Indonesia dan Jawa (Budaya Timur).

Kalo ada istilah Jawa yang intinya menyebutkan kalo cewek itu cuma bisa MACAK, MANAK, MASAK (Dandan, melahirkan, masak).
Lha si Kartini ini pingin merubah paradigma itu supaya wanita-wanita Indonesia bisa menggapai mimpi dan hak yang jauh lebih tinggi daripada sekedar tiga hal itu. Makanya Kartini akhirnya membuka sekolah khusus wanita di Rembang da Jepara (kalo gak salah juga) dan membuat buku fenomenal "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang katanya isinya itu banyak mengkritisi kebudayaan-kebudayaan di Jawa yang sering memarjinalkan kaum perempuan.

Nah, itu Kartini. Pahlawan pada masanya dimana wanita memang sangat dikekang, gak bisa ngapa2in. Mau sekolah aja susah, kudu siap dijodohkan, kudu siap dimadu.
Kartini muncul sebagai pendobrak.

Kenapa kok bs sampai wanita dikekang seperti itu.
Sekali lagi, karena faktor TRADISI.
Di saat adat daerah sangat kuat pada jamannya, patokan utama itu ada pada adat dan budaya.
Dan memang budaya Jawa itu membuat wanita menjadi kaum marjinal. Karena adat Jawa itu kolot.
Ada bagusnya sih, sopan santun dan tata krama dijunjung tinggi, tp selalu ada negatifnya juga.

Tapi kalo di Islam, wanita itu tidak dibedakan dengan kaum pria.
Malah nama Wanita diabadikan dalam salah satu suratul Qur'an (An-Nisa).
Kalo kata Alm. Papa saya, bahkan Islam gak pernah melarang wanita buat berdagang dan ikut berjihad perang.
Islam itu mejunjung tinggi kehormatan wanita, makanya Wanita diwajibkan menutup auratnya.
Karena semua wanita itu (seharusnya) ibarat Putri yang tubuhnya tidak bisa dilihat sembarangan orang kecuali muhrimnya sendiri.

Lha, permasalahannya sekarang adalah : Apakah Emansipasi Wanita Sudah Terwujud???????

Kalo boleh jawab dengan lantang saya akan jawab : Sudah Terwujud. Terlalu Terwujud Bahkan.

Semua kegiatan wanita kebanyakan dipondasikan oleh asas Emansipasi.
Di Indonesia sudah pernah ada Presiden Wanita.
Politis juga makin banyak yang berasal dari kaum perempuan.
Motivator? Sudah banyak yang perempuan.
Pengusaha? Sudah banyak, bahkan sudah ada namanya sendiri : BusinessWomen.
Atlit?? Banyaaaaak yang perempuan. Atlit Angkat besi, binaraga dan pegulat aja ada dari perempuan.

Hampir semua profesi di dunia ini sudah bisa ditekuni oleh wanita.
Tapi karena saya Islam dan memang agama ini yang menjadi pondasi paling utama saya, bukan adat ato apapun,
Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, hak dan kewajibannya:
- Seorang hamba Allah ( At-Taubah 71 )
- Seorang istri ( An-Nisa 34)
- Seorang ibu ( Al-Baqoroh 233 )
- Warga masyarakat (Al-furqan 33)
- Da’iyah ( Ali Imran104 -110)

Jadi, jangan terlalu meyerukan emansipasi kalo 5 fungsi itu blm bisa dijalankan dengan benar.
Karena Kartini menyerukan emansipasi dengan tujuan untuk menyelamatkan kaum wanita dari penindasan, bukan malah mengarahkan wanita menjadi kaum penindas.

Selamat Hari Raya Kartini.
Rayakan, Resapi, Lakukan.

Kamis, 17 April 2014

Balada Mahasiswa Semester Akhir (1)

Udah 3 tahun 8 bulan saya kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Di kampus yang katanya "Kampus Perdjoeangan".
Di kampus teknologi yang selalu berada di bawah bayang2 saudara tua : Kampus Gajah di Bandung.
Di jurusan yang gedungnya misah sendiri dari gedung2 jurusan fakultas yang sama : Jurusan Teknik Industri.

Udah banyak banget kejadian, pengalaman, pemikiran, kesempatan, jatuh-bangun yang dirasain selama kuliah ini.
Mungkin uda sama kayak sinetron "Tersanjung" yang ceritanya nyambung sampek ke anak cucunya.

Semester 8 itu semester penghabisan buat mahasiswa yang cita2nya emang lulus tepat waktu, gak kecepetan, gak molor.
Semester yang dulu sewaktu masih maba, kita anggap semester yang enak soalnya banyak waktu kosong dan nganggurnya, gak mikirin kuliah yang padet. Tugas segunung, organisasi yang ribet dll.
Tapi ada musuh besar buat mahasiswa semester ini, namanya SKRIPSI/TUGAS AKHIR.

Sebenernya klo TA itu gak dipikirin berat2, ya bisa jg. Tapi kalo mau dipikir berat2, ya bakalan kerasa berat banget.
Saya lebih memilih jadi opsi yang pertama : Gak mikirin berat2.

Alhasil ya kayak sekarang ini.
Hari ini saya bakalan seminar proposal TA.
Karena gak mau mikirin berat2 banget, PPT aja baru jadi H-beberapa jam. dan selama pengerjaan dipenuhi dengan kegalauan, umpatan dan kantuk haha.
Ini sifat jelek yang emang bener2 kudu dibuang jauh2.
Saran aja : Selama punya waktu kosong, kerjain dan habisi musuh besar itu (TA). Dan seharusnya sebagai mahasiswa semester 8, Insya Allah banyak waktu kosonglah, Aaamiiiin...

Apapun hasilnya, semoga seminar hari ini bisa lancar.
Revisi gak banyak2 banget, dan gak ngantuk pas mau presentasi.

Namanya juga mahasiswa semester 8, mungkin siklus hidupmu bakal kebalik.
Mungkin kita bakal lebih sering jadi Nocturnal daripada jadi Manusia Normal....