Selasa, 13 Mei 2014

Gunung Penanggungan : Sang Beranda Pulau Jawa

1.653 mdpl???
Pendek banget..

Kesombongan itu yang keluar dari mulut dan pikiran saat ngobrol sama temen dan merencanakan pendakian selanjutnya (saya itu suka banget mendaki sama naik gunung, walaupun fisik lemah tapi bondo nekat aja haha)
Kesombongan itu muncul karena saya selama ini selalu mendaki gunung yang ketinggiannya di atas 3.000 mdpl.
Sombong sekali..
Memang...
Saya belum menyadari kalo setiap gunung itu punya kesulitan, sensasi dan tentunya keindahannya sendiri-sendiri.

Akhirnya karena beberapa kali lihat blog tentang Gunung yang ada di daerah Trawas, Mojokerto ini. Dan ternyata dijelaskan kalo view yang bisa dilihat dari gunung ini, "numero uno", akhirnya saya dan beberapa teman memutuskan untuk berangkat ke sana.
Kami sengaja membawa perbekalan yang lebih untuk jaga2. Kami merencanakan memasak sebanyak 3 kali. Yaitu Sabtu Malam, Minggu Pagi dan Minggu Siang.
Karena Gunung Penanggungan tidak mempunyai sumber air, disarankan bawa persediaan air minum yang cukup.

Kami berangkat dari Surabaya hari Sabtu pukul 12.30 WIB ke arah Trawas. Dan karena di antara kami belum ada yang pernah ke sana, alhasil kesasar berkali-kali dan baru sampai di area pendakiannya pukul 15.30an.
Dari Surabaya kami naik motor menuju ke arah Tretes dan kemudian Trawas.
Sekedar info, pos pendakian Gunung Penanggungan dari rute Trawas ini letaknya sebelahan sama Kampus Ubaya cabang Trawas. (Gunung Penanggungan sendiri memiliki sekitar 4 rute : Trawas, Ngoro, Jolotundo dan apa lagi lupa).
Sampai di pos, kami santai2 dulu dan ngopi2 dulu (ini ciri khas kalo mau mendaki, dienakin dulu makan sama minumnya hha).
Kami baru berangkat pukul 16.30an. Sesuai info dari temen2 di pos pendakian, kalo jalan lambat, bisa sampai di puncak bayangan (area camp) sekitar 4 jam jalan. Kalo jalan cepet bisa cuma 2 jam.
Dan setelah jalan 3 jam. Kami akhirnya sampai di pos bayangan jam 19.30an.

Jalur pendakian Gunung Penanggungan dari rute Trawas ini sebenernya gak terlalu panjang.
Tapi memang derajat kemiringannya yang lumayan.
Saya membagi tipikal jalur pendakian gunung ini jadi :

1. Area Bawah
Jalur ini dimulai di pos pendakian, ngelewatin kebun2. Area penebangan pohon. Perjalanan di area ini sekitar 30 menit jalan sedang dan stabil. Medannya relatif datar dengan banyak batu2 (jalan makadam) dan juga jalur tanah. Perbatasannya area ini adalah saat ada papak penunjuk yang menunjukkan arah ke puncak yang mengambil arah belok kanan. Ini merupakan papan penunjuk pertama yang ada.

2. Area Hutan 1
Di jalur ini, tumbuhan mulai banyak dan pohon2 sudah mulai menutupi trek. Jadi area ini akan relatif lebih dingin. Tapi di area ini, sudah mulai menanjak tapi dengan kondisi trek yang masih lebar dan dominasi trek tanah. Derajat kemiringan area ini sekitar 30-40 derajat. Tapi masih enteng karena tipikal treknya yang tanah berlantai-lantai sehingga masih bisa jalan sedang dan stabil. Durasi perjalanan di area ini sekitar 1 jam. Perbatasan area ini adalah saat ada papan penunjuk yang menunjukkan arah ke puncak. Ini merupakan papan penunjuk kedua.

3. Area Hutan 2
 Area ini lanjutan dari area hutan 1. Lanjutan, karena memang tipikal areanya sama. Banyak pohon dan teduh. Perbedaannya ada di derajat kemiringan sama kondisi trek. Di area ini, kondisi trek dominan batu-batu kecil dan trek yang sempit  serta nyempil di antara dinding tanah yang tingginya sekitar 1,5meter sampai 2 meter. Derajat kemiringannya antara 40-60 derajat. Di area ini kita kudu sering2 menggunakan bantuan tangan, dan kudu ati2 karena di area ini banyak banget lintah dan ulat bulu yang nempel di batu2 ato pinggiran dinding tanah. Durasi perjalanan di area ini sekitar 1,5-2 jam.

4. Area "Di Mana Pemandangan Sangat Indah"
Hahaha....
ya itu nama yang saya kasih buat area ini karena di area ini sudah gak ada pohon. Cuma ada ilalang. Derajat kemiringannya sudah kembali normal sekitar 20-30 derajat dan treknya sudah dominan tanah liat. Durasi perjalanan area ini hingga puncak bayangan sekitar 10 menit.
Nama sensasional itu saya berikan karena di area ini kamu bisa lihat Gunung Arjuno dan Welirang dengan jelas tepat berada di lurusmu. Dan juga tentunya pemandangan kota serta Gunung Mahameru di kejauhan. Saya ada di area ini sekitar pukul 18.30, dan pemandangaannnya indah bangeeet!!! Lampu2 kota dan banyak kembang api di kota yang menambah eksotis pemandangan malam itu.


Setelah pukul 19.30 sampai di Puncak Bayangan, kami mendirikan tenda dan masak2.
Setelah itu kami istirahat hingga pukul 02.00 WIB.
Kami naik ke puncak pukul 02.30 WIB dengan membawa 1 tas ransel yang diisi dengan 2 botol minum dan 2 roti sisir (fyi, rombongan saya terdiri dari 6 orang).

Trek menuju puncak ini derajat kemiringanya bisa sampai 70 derajat dengan kondisi di awal perjalanan tanah liat dan kemudian semakin tinggi semakin dominan batu2.
Dengan kondisi yang seperti ini, benar2 mengingatkan saya dengan trek puncak Mahameru. Bedanya cuma di Mahameru pasir, di Penanggung batu.
Kami sampai puncak pukul 04.00 WIB dan masih sangat gelap.
Kami istirahat dan santai2.
Dan sunrise muncul sekitar pukul 05.00.

Semakin terang dan terang....
Dan semakin terlihat pemandangan yang indah yang bisa dilihat dari Gunung Penanggungan.
Gunung mini yang memiliki tinggi 1.653 mdpl.
Dengan kondisi yang sangat cerah.
Matahari yang semakin membumbung tinggi ditemani sesekali dengan hembusan kabut yang menutupi sedikit dari keperkasaan sang raja matahari.
Sebelah barat terlihat gugusan kota dengan bayangan puncak Penanggungan. Iya bayangan. Bayangan terbesar yang pernah saya lihat. Yang membuat gugusan kota tersebut terlambat mendapatkan sinar sang raja matahari.
Di arah selatan, terlihat dengan jelas dan dekat kegagahan Gunung Arjuno dan Welirang yang berdiri kokoh tepat di hadapan Gunung Penanggungan.
Semakin ke selatan, terlihat di kejauhan semburan asap Puncak tertinggi di Jawa. Sang atap langit pulau Jawa, Puncak Mahameru.
Di arah timur, terlihat lautan awan yang menutupi pemandangan kota yang dipenuhi dengan orang-orang yang mulai sibuk menjalankan aktifitasnya.

Saat itulah saya tersadar.
Selama ini saya mendaki gunung dan mencapai puncak. Mulai puncak Mahameru. Puncak Welirang. Puncak Arjuno. Puncak Lawu. Kegagahan Gunung Argopuro...
Gunung Penanggungan inilah yang memberikan keindahan puncak yang paling mewah.
Tidak tinggi memang.
Memang mini.
Tapi indah.....
Dari situlah saya menyadari :

"Jika ingin melihat dan mengabadikan pemandangan yang indah. Kita harus mencari tempat yang sesuai untuk menikmati pemandangan tersebut. Kta tidak akan dapat menyadari sepenuhnya pemandangan indah tersebut jika kita berdiri tepat di atas pemandangan tersebut"

Dan Gunung Penanggungan ini merupakan tempat yang sangat sesuai untuk dapat melihat pemandangan indah ini. 
Mulai tingginya Gunung Arjuno dan Welirang.
Keseksian Puncak Mahameru.
Hingga panorama kota yang menandakan kehidupan modern manusia.
Inilah tempat yang paling sesuai...

Oleh karenanya, bila Mahameru mendapat julukan : "Atap Langit Pulau Jawa"

Saya menyebut Gunung Penanggungan dengan julukan : "Sang Beranda Pulau Jawa"


Suasana Daerah Trawas Malam Hari dari Puncak Bayangan (dok.pribadi)

Puncak Penanggungan Berselimutkan Hembusan Kabut Tipis (dok.pribadi)

Sang Raja Matahari dengan Sombong Menampakkan Sinarnya (dok.pribadi)

Sang Atap Langit Pulau Jawa, Puncak Mahameru (dok.pribadi)

Hike?That's always be fun. Hike+Friends? That's always be perfect journey (dok.pribadi)

Ilalang yang Berusaha Menutupi Kesombongan Sang Raja (dok.pribadi)

Kegagahan Gunung Arjuno dan Welirang (dok.pribadi)

Lautan Awan yang Menjadi Ornamen Wajib Puncak Gunung Manapun (dok.pribadi)

Is there something that more beautiful than this? please show me (dok.pribadi)

Kelompok Kecil Perjalanan (dok.pribadi)

Kelompok Kecil Perjalanan (dok.pribadi)


2 komentar:

  1. boleh minta info transportnya jga gaa ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo dari arah surabaya dan naik kendaraan pribadi, terus aja ke arah tretes (banyak petunjuk jalan ke tretes). Terus nanti di area tretes, ikuti jalan ke arah trawas. Nnti tanya2 lagi aja dimana area pendakian Penanggungan yang jalur Puncak Trawas, karena memang g ada papan petunjuk ke arah penanggungan.

      kalo dari arah surabaya dan mau naik angkot. Bisa naik bis dari terminal bungurasih ke terminal pandaan.
      Dari terminal pandaan nanti naik angkutan umum kecil (lyn) ke arah trawas. Nanti bisa tanya2 di terminalnya. Kalo dalam jumlah banyak dan biar hemat, di terminalnya sana bisa sewa angkot juga lgsg ke arah trawas

      Hapus