Jumat, 19 Desember 2014

Kebenaran Ternyata Ada Di Mana - Mana

Satu hal yang gak mungkin bisa disangkal adalah fakta kalo kebenaran itu cuma ada di Tuhan.
Kalo buat saya pribadi, berarti Allah.
Tapi secara terminologi umum, bisa berarti semua Tuhan.
Karena setiap agama pasti punya Tuhan masing-masing.
Dan di semua agama, pasti prinsipnya sama, kalo Tuhan itu yang Maha Benar.

Fakta di atas gak bakal terbantahkan.
Kecuali kamu seorang Atheis.yang memang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan selalu menghubungkan segala sesuatunya berdasarkan nalar dan logika.

Tapi saya gak bakal ngmgin masalah konteks Ketuhanan.
Karena memang saya blm capable buat hal itu.
Saya cuma mau sharing aja tentang fakta lain dalam konteks kemanusiaan, kalo :
Kebenaran itu ada di mana - mana.
Tergantung sudut pandang dan perspektif masing-masing orang.
Dan mungkin kebanyakan orang gak sadar akan hal itu, dan ketidak sadaran itu yang membuat diskusi itu jadi panjang.
Dan sampai jadi ada istilah yang namanya "DEBAT KUSIR", karena semua orang tahunya adalah KEBENARAN ITU MUTLAK.
Dan pendapat dia adalah benar.
Benar = Kebenaran.
haha

Ini ada beberapa contoh yang berhubungan sama kebenaran yang tergantung sama perspektif orang.
Dan saya yakin ini juga dialami dan pernah disadari sama semua orang :

TENTANG KERJAAN
Topik ini yang lagi happening banget secara saya dan temen2 saya masih anak baru kantoran yang baru memulai kerja.
Contoh kebenaran relatifnya adalah :
1. Ada temen yang kerjanya dengan jam kerja yg teratur. Jam masuk dan jam pulangnya uda fix banget. Dengan salary rate yang uda fix juga. Dan temen2 yang sdh kerja kyk gini, seringnya nganggep kerjaan mereka yang paling enak.
2. Ada temen yang kerjanya dengan jam kerja yang gak teratur. Jam masuk bebas (tidak mengikat) dan jam pulangnya juga bebas (tapi  lebih sering lemburnya). Dengan salary rate yang gak tetap, karena biasanya yang kyk gini itu kerjanya project based jd gajinya bergantung sama project juga. Dan biasanya temen2 yang sdh kerja kyk gini, seringnya nganggep kerjaan mereka juga asik.
KESIMPULAN :
Semuanya ngerasa kerjaan mereka yang paling asik.
Ya iyalah, kalian ngerasainnya yang kalian kerjain skr.Jelas asik -___-
Tapi overall, semuanya tergantung sama perspektif masing2.

TENTANG GAYA HIDUP
Ini juga yang lagi happening banget haha karena menyangkut gaya hidup temen2 saat mereka uda masuk dunia kerja.
1. Ada yang gaya hidupnya masih ala anak kos. Makan seadanya. Kos seadanya. Hbs dari kantor langsung pulang. Dan biasanya gak ngelakuin hal yang aneh2 (if you know what I mean).
2. Ada yang gaya hidupnya meningkat. Makan jd lumayan sering di resto. Beli2 barang baru trs. Kos juga dipilih yg nyaman banget.
KESIMPULAN:
Ya gak ada yang salah. Bisa aja yang masih hidup ala anak kos itu karena mereka emang lagi pgn ngumpulin duit?karena ada target yang mereka kejar? Ato mungkin karena memang gajinha pas2an?Who knows?
Tapi ya ga salah juga buat yang hidupnya mulai enak. Ya mereka emang pegang uang. Mungkin mereka mau nikmatin uang itu dulu sebelum mulai berpikir serius buat menyisihkan uangnya? Who knows?


Dan banyak laainnnya.
Capek ngetiknya.
Banyak banget sih sebenarnya contoh2 lain.
Mungkin dengan baca 2 contoh di atas, membukakan pintu hati dan pikiranmu buat menyadari contoh2 lain yang byk terjadi di keseharian kita.

Sebenarnya saya cuma mau bikin semua aware aja kalo kebenaran itu relatif banget.
Kenapa?
Ya Karena :
Kebenaran Ternyata Ada Di Mana- Mana

Jumat, 21 November 2014

When Little Action can Bring a Big Impact

When Little Act can Bring a Big Impact

Kata-kata ini sudah pasti bukan hal asing di telinga kita.
Biasanya sih kata-kata ini merupakan kalimat penutup di suatu pemaparan yang sifatnya persuasif.

Contohnya, saat ada gerakan matiin lampu selama 1 jam (lupa nama officialnya apa), setelah pemaparan panjaaang mengenai efek yang bisa timbul dengan gerakan simpel tapi masif seperti matiin lampu selama 1 jam dan dilakukan berbarengan sama seluruh orang di dunia,
terakhirnya bisa hampir dipastiin ada kata-kata itu

Ada lagi contoh misalnya yang berkaitan sama green movement.
Misalkan di awal dipaparkan mengenai kualitas lingkungan yang sdh sangat jelek sekarang.
Dipaparkan juga penyebabnya apa.
Terakhirnya, muncul suatu ajakan untuk melakukan tindakan kecil yang sangat simpel :
Jangan Buang Sampah Sembarangan.
Gerakan simpel itu kalo bener2 dilakukan oleh seluruh orang di dunia, pasti akan berdampak besar bagi lingkungan bumi kita.
Dan kata2 di awal tulisan ini, hampir pasti juga bisa dipastikan akan dimunculkan.
Kayak yang ada di filmnya Al Gore : "An Inconvenience Truth" ya kalo gak salah.

Ya, kalimat itu emang pny arti yang sangat dalam.
Dan bisa diimplementasikan di seluruh aspek hidup.
Dan bisa jg dicocok2in ke dalam kondisi macem apapun.

Masalahnya adalah :
Kata-katanya emang simpel, 
Makna denotasinya juga simpel,
Tapi pernah gak kita mencoba melakukan hal simpel tersebut?

Nah!!
Kalo sudah, Alhamdulillah.
Kalo belum ...... -_-

Kalo saya....
Memang blm melakukan banyak, tp Alhamdulillah sudah pernah lah.
Dan kali ini, bekerja sama dengan 3 orang teman saya yang tergabung dalam foundation XL Future Leaders mau implementasi hal itu lagi.

Simple and Little Action.

Kita semua adalah adalah dan sudah pernah menjadi mahasiswa yang ada di Surabaya.
Tentunya ada kebanggan buat kita bisa hidup dan tinggal di Kota Perjuangan ini.
Semua jg pasti sudah tahu klo Surabaya mulai menemukan jati dirinya sebagai Kota Sejuta Taman di bawah kepemimpinan Bu Risma selaku Walikota Surabaya.
Berkat itu, Surabaya dapat banyak penghargaan di bidang lingkungan dan tata kota yang skalanya nasional bahkan internasional.

Tapi.....
Siapa salah satu pihak yang berjasa dengan kontribusinya untuk Kota Surabaya sehingga menjadi seperti sekarang?
Pihak yang kontribusi besar tapi sering banget dilupakan.

PASUKAN KUNING

Oleh karena itu, berangkat dari ide simpel kita coba melakukan hal kecil dan simpel dengan harapan bisa membawa kebahagiaan dan kebermanfaatan buat para pahlawan kebersihan kita itu.
Mungkin efeknya tidak bisa dirasakan secara langsung sekarang.

Tapi melalui ide kita itu, kita mau mencoba untuk memberikan apresiasi dan meningkatkan empati kita semua kepada pahlawan yang satu ini.

Inilah ide kita :


Kita sadar, byk sekali skeptis kepada ide kita dan pertanyaan2 buat apa kita bikin kayak ginian.
Efeknya apa ke pasukan kuning.
Dampaknya apa?

Jawaban kami cuma 1 kok:
Saat kalian senyum lihat video tersebut, saat itulah ide kita berhasil. Kita bisa memberi kebahagiaan buat pasukan kuning dan kalian semua yang lihat video itu :)

So?
#HappyToday for All!!!!












Senin, 03 November 2014

Tenang Itu Bernama (Banda Neira)

Sore itu, agak lengang dan tidak disibukkan sama kerja.
Tumben.
Karena biasanya sore2 itu sering ada "hadiah" yang mengharuskan saya pulang terlambat.
Sampai jam4 sore belum ada pekerjaan tambahan, akhirnya saya larut dalam keasikan berselancar di dunia maya.
Browsing.
Mulai Facebook.
Kaskus.
Twitter.
Tumblr.
Youtube.
Sampai akhirnya menemukan sebuah video lagu yang tenang dan santai banget.

Karena tadi saya memainkan random playlist jadi saya tdk tahu awalnya itu band atau grup musik apa.
Tapi yang jelas tenang banget dengerin lagunya.
Sampai akhirnya saya asik berselancar lagi untuk cari tahu siapa empunya lagu dan suara ini.
Hingga bertemulah dengan nama aneh : "BANDA NEIRA"

2 orang dengan 1 gitar dan sesekali instrumen kecil tambahan.
2 orang dengan suara halus dan musik yang santai.
2 orang dengan filosofi menikmati hidup yang asik.
Dan saya langsung suka dengan "band" yang satu ini.

Salah satu lagu favorit saya :


"Bersepeda di kala senja
Mengejar mentari tenggelam
Hangat jingga temani rasa
Nikmati Jakarta 

Bersepeda keliling kota
Kanan kiri, ramai jalanan
Arungi lautan kendaraan
Oh, senja di Jakarta 

Parapa, parapa, parapa, parara

Nikmati jalan di jakarta
Parapa, parapa, parapa, parara
Maafkan jalan Jakarta 

Bersepeda sepulang kerja
Kenyang hirup asap kopaja
Klakson kanan kiri berbalasan
Oh, senja di Jakarta 

Parapa, parapa, parapa, parara

Nikmati jalan di jakarta

Parapa, parapa, parapa, parara
Maafkan jalan Jakarta 

Bersepeda, di kala senja

Nikmati Jakarta"  (Source : http://dibandaneira.tumblr.com/lirik)

Sesuai lah sama kondisi saya yang masih berusaha menikmati senja di Jakarta.

Tenang itu Bernama (Banda Neira).
Diambil dari (http://dibandaneira.tumblr.com/albumfoto)

Senin, 27 Oktober 2014

Sudah Siapkah ketika Orangtua Kita Berkata Jujur?

Sekitar 3 atau 4 hari yang lalu.
Pacar saya forward cerpek (cerita pendek) via Line.
Kebetulan topiknya bagus bgt dan memang banyak terjadi di sekitar saya.

Kebetulan cerpek ini saya baca sewaktu saya masih di kantor dan gak sadar mata saya berkaca2 sewaktu membaca cerpek ini.
Karena saya merasa saya sedang memasuki fase seperti ini dimana saya harus jauh dari orang tua, terutama mama saya dan yang saya takutkan adalah saya terlalu sibuk dengan kegiatan saya sehingga melupakan orang tua saya.

Tidak ada salahnya meluangkan waktu sekitar 5 menit untuk membaca :


"Mengutip dari mas Fandi

Sudah Siapkah ketika Orangtua Kita Berkata Jujur?

Kemarin lalu, saya bertakziah mengunjungi salah seorang kerabat yang sepuh. Umurnya sudah 93 tahun. 
Beliau adalah veteran perang kemerdekaan, seorang pejuang yang shalih serta pekerja keras. 
Kebiasaan beliau yang begitu hebat di usia yang memasuki 93 tahun ini, beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid untuk Maghrib, Isya dan Shubuh.

Qadarallah, beliau mulai menua dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya sejak dua bulan lalu. 
Sekarang beliau hanya terbaring di rumah dengan ditemani anak-anak beliau. 
Kesadarannya mulai menghilang. Beliau mulai hidup di fase antara dunia nyata dan impian. 
Sering menggigau dan berkata dalam tidur, kesehariannya dihabiskan dalam kondisi tidur dan kepayahan.
Anak-anak beliau diajari dengan cukup baik oleh sang ayah. 
Mereka terjaga ibadahnya, berpenghasilan lumayan, dan akrab serta dekat. 
Ketika sang ayah sakit, mereka pun bergantian menjaganya demi berbakti kepada orangtua.

Namun ada beberapa kisah yang mengiris hati; kejadian jujur dan polos yang terjadi dan saya tuturkan kembali agar kita bisa mengambil ibrah.

Terkisah, suatu hari di malam lebaran, sang ayah dibawa ke rumah sakit karena menderita sesak nafas. 
Malam itu, sang anak yang kerja di luar kota dan baru saja sampai bersikeras menjaga sang ayah di kamar sendirian. 
Beliau duduk di bangku sebelah ranjang. Tengah malam, beliau dikejutkan dengan pertanyaan sang ayah,

"Apa kabar, pak Rahman? Mengapa beliau tidak mengunjungi saya yang sedang sakit?" tanya sang ayah dalam igauannya.Sang anak menjawab, "Pak Rahman sakit juga, Ayah. Beliau tidak mampu bangun dari tidurnya." Dia mengenal Pak Rahman sebagai salah seorang jamaah tetap di masjid."Oh...lalu, kamu siapa? Anak Pak Rahman, ya?" tanya ayahnya kembali."Bukan, Ayah. Ini saya, Zaid, anak ayah ke tiga.""Ah, mana mungkin engkau Zaid? Zaid itu sibuk! Saya bayar pun, dia tidak mungkin mau menunggu saya di sini. Dalam pikirannya, kehadirannya cukup digantikan dengan uang," ucap sang ayah masih dalam keadaan setengah sadar.
Sang anak tidak dapat berkata apa-apa lagi. 
Air mata menetes dan emosinya terguncang. 
Zaid sejatinya adalah seorang anak yang begitu peduli dengan orangtua. 
Sayangnya, beliau kerja di luar kota. Jadi, bila dalam keadaan sakit yang tidak begitu berat, biasanya dia menunda kepulangan dan memilih membantu dengan mengirimkan dana saja kepada ibunya. 
Paling yang bisa dilakukan adalah menelepon ibu dan ayah serta menanyakan kabarnya. Tidak pernah disangka, keputusannya itu menimbulkan bekas dalam hati sang ayah.

Kali yang lain, sang ayah di tengah malam batuk-batuk hebat. 
Sang anak berusaha membantu sang ayah dengan mengoleskan minyak angin di dadanya sembari memijit lembut. 
Namun, dengan segera, tangan sang anak ditepis.

"Ini bukan tangan istriku. Mana istriku?" tanya sang ayah."Ini kami, Yah. Anakmu." jawab anak-anak."Tangan kalian kasar dan keras. Pindahkan tangan kalian! Mana ibu kalian? Biarkan ibu berada di sampingku. Kalian selesaikan saja kesibukan kalian seperti yang lalu-lalu."
Dua bulan yang lalu, sebelum ayah jatuh sakit, tidak pernah sekalipun ayah mengeluh dan berkata seperti itu. Bila sang anak ditanyakan kapan pulang dan sang anak berkata sibuk dengan pekerjaannya, sang ayah hanya menjawab dengan jawaban yang sama.
"Pulanglah kapan engkau tidak sibuk."

Lalu, beliau melakukan aktivitas seperti biasa lagi. Bekerja, shalat berjamaah, pergi ke pasar, bersepeda. Sendiri. Benar-benar sendiri. Mungkin beliau kesepian, puluhan tahun lamanya. 
Namun, beliau tidak mau mengakuinya di depan anak-anaknya.
Mungkin beliau butuh hiburan dan canda tawa yang akrab selayak dulu, namun sang anak mulai tumbuh dewasa dan sibuk dengan keluarganya.
Mungkin beliau ingin menggenggam tangan seorang bocah kecil yang dipangkunya dulu, 50-60 tahun lalu sembari dibawa kepasar untuk sekadar dibelikan kerupuk dan kembali pulang dengan senyum lebar karena hadiah kerupuk tersebut. 
Namun, bocah itu sekarang telah menjelma menjadi seorang pengusaha, guru, karyawan perusahaan; yang seolah tidak pernah merasa senang bila diajak oleh beliau ke pasar selayak dulu. 
Bocah-bocah yang sering berkata, "Saya sibuk...saya sibuk. Anak saya begini, istri saya begini, pekerjaan saya begini." 
Lalu berharap sang ayah berkata, 
"Baiklah, ayah mengerti."


Kemarin siang, saya sempat meneteskan air mata ketika mendengar penuturan dari sang anak. Karena mungkin saya seperti sang anak tersebut; merasa sudah memberi perhatian lebih, sudah menjadi anak yang berbakti, membanggakan orangtua, namun siapa yang menyangka semua rasa itu ternyata tidak sesuai dengan prasangka orangtua kita yang paling jujur.

Maka sudah seharusnya, kita, ya kita ini, yang sudah menikah, berkeluarga, memiliki anak, mampu melihat ayah dan ibu kita bukan sebagai sosok yang hanya butuh dibantu dengan sejumlah uang. Karena bila itu yang kita pikirkan, apa beda ayah dan ibu kita dengan karyawan perusahaan?

Bukan juga sebagai sosok yang hanya butuh diberikan baju baru dan dikunjungi setahun dua kali, karena bila itu yang kita pikirkan, apa bedanya ayah dan ibu kita dengan panitia shalat Idul Fitri dan Idul 'Adha yang kita temui setahun dua kali?

Wahai yang arif, yang budiman, yang penyayang dan begitu lembut hatinya dengan cinta kepada anak-anak dan keluarga, lihat dan pandangilah ibu dan ayahmu di hari tua. 
Pandangi mereka dengan pandangan kanak-kanak kita. 
Buang jabatan dan gelar serta pekerjaan kita. 
Orangtua tidak mencintai kita karena itu semua. 
Tatapilah mereka kembali dengan tatapan seorang anak yang dulu selalu bertanya dipagi hari, 
"Ke mana ayah, Bu? Ke mana ibu, Ayah?"
Lalu menangis kencang setiap kali ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.

Wahai yang menangis kencang ketika kecil karena takut ditinggalkan ayah dan ibu, apakah engkau tidak melihat dan peduli dengan tangisan kencang di hati ayah dan ibu kita karena diri telah meninggalkan beliau bertahun-tahun dan hanya berkunjung setahun dua kali?

Sadarlah wahai jiwa-jiwa yang terlupa akan kasih sayang orangtua kita. 
Karena boleh jadi, ayah dan ibu kita, benar-benar telah menahan kerinduan puluhan tahun kepada sosok jiwa kanak-kanak kita; yang selalu berharap berjumpa dengan beliau tanpa jeda, tanpa alasan sibuk kerja, tanpa alasan tiada waktu karena mengejar prestasi.

Bersiaplah dari sekarang, agar kelak, ketika sang ayah dan ibu berkata jujur tentang kita dalam igauannya, beliau mengakui, kita memang layak menjadi jiwa yang diharapkan kedatangannya kapan pun juga..

* sharing dari seorang Ustadz..

Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua.."

Sudah Siapkah ketika Orangtua Kita Berkata Jujur?

Minggu, 19 Oktober 2014

Kubur ambisi dan ego, gantungkan cita-cita dan harapan

Sudah genap 3 minggu saya memulai perantauan di ibukota Indonesia.
Kota yang katanya tempat merajut mimpi.
Kota yang nyatanya sudah dilabeli sebagai "Kota tidak layak huni"

Seperti tulisan sebelumnya :
"Selalu ada yang baru"
Kalau skr saya masuk dalam fase "penyesuaian" dimana saya harus mulai untuk membiasakan dengan lingkungan baru, tanggung jawab baru dan kehidupan baru yang sepenuhnya berbeda dengan kehidupan kuliah yang sampai skr msh saya anggap sebagai fase terbahagia dalam hidup saya.

Setelah menjalani fase "penyesuaian" selama 3 minggu, byk sekali pelajaran dan hal baru yg bisa saya ambil, terutama yang berhubungan dengan pandangan hidup dan orientasi dalam bekerja.


Sewaktu masih berstatus sebagai job seeker, ambisi saya untuk bekerja adalah :
1. Bekerja di multinational company, terutama di FMCG atau Oil Services company atau Consultant Firm.
2. Mendapatkan job desc di bagian marketing, consultant atau business analyst.
3. Mendapatkan high level salary
4. Mendapatkan suasana kerja yang dinamis, yang serba cepat. Bukan lingkungan kerja yang monoton dan statis.

Itu adalah ambisi saya dengan pandangan saya sebagai anak ingusan yang masih cari2 kerja.
Alhamdulillah saya mendapatkan kerja yang mencakup 3 aspek dari ambisi saya kecuali ambisi nomor 2 dan 3.
Karena pada kenyataannya saya masuk di multinational IT Consultant firm dengan jabatan Junior Associate Programmer, yang secara hierarki adalah level 12 dari 13 level yg ada di kantor saya. Itu menunjukkan saya adalah jongos di perusahaan saya hehe.
Dan jabatan saya mengharuskan saya masih hrs bersabar untuk bisa mendapatkan titel "konsultan".
Dan masalah salary, hahaha ini selalu membuat saya ketawa. Karena teman2 saya selalu beranggapan bahwa gaji saya gede, bahkan sampai dikira 2 digit di dpn, pdahal salah total. Gaji saya bahkan tidak lbh besar dari gaji temen2 saya yang kerja di A*tra Group, seriously.

Dan yang saya syukuri adalah karena di kantor saya skr saya bisa belajar banyaaak sekali hal baru, mulai dari operasional IT yang dari dulu sebenernya saya benci. Saya termasuk orang yg gaptek, dan kerjaan saya skr? konsultan IT. What a silliest irony !!
Dan saya juga benar2 mendapatkan lingkungan kerja yang dinamis, dimana orang2nya workaholic abis! operasional kantor pulangnya adalah jam 5 sore, tapi rata2 pada pulang jam7-8 malam hehe.
Benar2 dinamis, dimana kita byk sekali diskusi untuk solve problems dan merancang hal baru.
Walaupun di awal2 saya kesulitan beradaptasi dilingkungan kerja saya, tp skr saya mulai bs menikmati.
Oleh karenanya, 2 aspek ambisi yang blm bisa saya dapatkan tersebut, tidak sberapa saya pusingkan. Karena masih byk hal menyenangkan yang bisa saya dapat.

Dan pembelajaran yang paling bisa saya dapatkan adalah :
"Sehebat apapun kita semasa kuliah, sebesar apapun ambisi kita sewaktu kuliah, sekritis apapun kita sewaktu kuliah, tapi jika memang jalanmu adalah untuk menjadi seorang profesional dan eksekutif di perusahaan, jangan harap bisa langsung menjadi someone important.
Everyone should starts they step from the bottom level. If you want to start your career at the high level directly, just pray a lot dude"

 Jangan kaget kalo byk sekali hal baru yang bakal ditemui di dunia kerja yang beda sekali sama dunia mahasiswa, saya termasuk orang yg beruntung karena bekerja di lingkungan konsultan yang sedikit cuek terhadap hierarki dan memegang prinsip semua sama, yang membedakan hanyalah ide dan prestasi kerja. Dan juga lingkungan konsultan yang dinamis, mengingatkan saya terhadap kehidupan organisasi kampus yang pasti menghadapi sesuatu yang baru di tiap harinya.

Saya tidak menyarankan kamu buat jadi pribadi yang pesimis, skeptis dan apa adanya. Saya cuma menyarakan :

"Kubur ambisi dan ego, gantungkan cita-cita dan harapan"

Kamis, 02 Oktober 2014

Selalu ada yang baru

Selalu ada yang baru.
Selalu ada yang baru di setiap fase kehidupan kita.

Kita lulus TK, masuk ke SD.
Kita lulus SD, masuk ke SMP.
Kita lulus SMP, masuk ke SMA.
Kita lulus SMA, masuk kuliah.
Kita lulus kuliah, masuk kerja.
Kita purna kerja, masuk ke panti jompo.

Semua fase kehidupan berjenjang itu (Insya Allah) pasti kita lewati.
Dan di setiap fase itu, ada 3 hal yang pasti kita hadapi.
Pertemuan.
Perpisahan.
Penyesuaian.

Pertemuan dengan orang baru, dengan kondisi baru, dengan suasana baru, dengan tanggung jawab baru.
Perpisahan dengan orang lama, dengan kondisi lama, dengan suasan lama, dengan tanggung jawab lama.
Penyesuan dengan pertemuan dan perpisahan itu.

Dan ini yang sedang saya hadapi sekarang.
Alhamdulillah sdh purna kuliah dan wisuda di kampus perjuangan, ITS Surabaya, tanggal 14 September.
Saya dihadapkan pada rezeki dan mungkin jalan hidup bahwa tanggal 1 September saya sdh harus pny tanggung jawab baru sebagai kuli pikir di suatu perusahaan konsultan bisnis di Jakarta.

Bertemu dgn orang baru.
Kondisi baru.
Suasana baru.
Tanggung jawab baru.
Fase ini dinamakan Pertemuan.

Dan otomatis saya harus meninggalkan semua yang ada di Surabaya.
Fase ini dinamakan Perpisahan.

Aktualisasi sekarang adalah fase Penyesuaian.
Masih sering sekali terbayang dengan suasana kota Surabaya.
Tapi harus ditahan.

Semoga memang ini jalan terbaik ya.
Semoga berkarir di kota Jakarta dan perusahaan konsultan ini memang jalan terbaik ya.
Memang..
Selalu ada yang baru.

Sabtu, 13 September 2014

Kita (memang) bukan Nabi ..

"Ya namanya juga manusia, pasti banyak khilafnya"
"Manusia itu emang tempatnya salah, karena yang bener ya cuma Tuhan"
"Ya kita pasti banyak salah lah, kita kan bukan Nabi"

Dua kalimat di atas pasti uda sering banget kita2 denger.
Entah itu sebagai kalimat pembelaan, atau mungkin kalimat yang sifatnya untuk kasih semangat ke orang yang baru aja bikin kesalahan yang (lumayan) fatal.
Tapi aku ngerasa kalimat2 itu makin lama makin terlalu sering aku denger.
Habis buat kesalahan, langsung bilang : "ya namanya juga manusia, pasti banyak khilafnya" bla bla bla bla bla ......

Ya emang sih, sebagai manusia biasa, bukan manusia suci, kita pasti banyak banget kesalahannya.
Sebagai makhluk Tuhan yang juga dianugerahi dengan hawa nafsu, itu pemicu kesalahan dan dosa nomor 1, pasti kita banyak banget lepas kontrol dan ngelakuin sesuatu yang di luar kendali kita.

Dengki.
Iri.
Sombong.
Riya'.
Dzalim.
Fitnah.
Dusta.
Su'udzon.

Itu cuma sedikit dari banyak penyakit hati yang pasti pernah kita lakuin.
Jadi inget2 dulu ada tiap pagi jam setengah 6an pagi di stasiun MNCTV (dulunya namanya TPI), 
ada siaran kyk dakwah yg namanya "Bengkel Hati". Kalo gak salah, nama Ustadz nya itu Ustadz Danu deh.
Jadi di acara itu dia nerima konsultasi by phone ato on the spot dari jamaah yang ada di sana, konsultasi kesehatan. Dan dia bakal ngelakuin analisis/diagnosa penyebab dan obatnya dengan pendekatan kejiwaan.
Bukan medis.
Bukan spiritual.
Contoh nih ya, tiap ada yang konsultasi kesehatannya contoh penyakit stroke, penyakit gula, penyakit nyeri encok, penyakit lain yang agak serem juga ada.
Dia selalu bilang :

"Ibu/Bapak/Saudara punya masalah sama orang lain? Ibu/Bapak/Saudara kesel dan jengkel sama orang lain tsb?
Nah rasa jengkel itu yang bikin penyakit ini.
Jangan menyimpan jengkel, hilangin jengkelnya. Ikhlasin kesalahan dan urusan sama orang tsb.
Coba diikhlasin sekarang ya. Tarik napas dalem2, hembuskan.....
Gimana skr Pak/Bu? Sudah enakan? Sudah kan ya? "

hehehehe...
dulu itu selalu aku buat guyonan.
Karena sakit apa aja pasti kata2 diagnosa nya sama aja.
Gak tahu deh skr masih ada atau gak acara itu.

Tapi kalo dipikir lagi, emang bener.
Yang bikin penyakit, yang bikin hidup kita gak bahagia, yang bikin hidup kita di bawah tekanan.
Itu ya kita sendiri.
Dan juga pikiran kita.
Coba aja direfleksikan.
Hidup kita uda enak, punya HP, pny laptop, pny rumah, sehari bisa makan 3x, pny kendaraan sendiri, bisa mandi dengan bebas.
Tapi tiba2 kita galau soalnya temen kita uda dapet kerja dulu.
Tapi tiba2 kita galau soalnya temen kita dapet IP lbh baik dri kita.
Tapi tiba2 kita galau soalnya kucing kita hamil tapi kita gak tau siapa yang menghamili.
Terus kita merana, meratap, seolah hidup kita paling sengsara di dunia.

Jujur ya,
kita gak bakal bisa lepas dari siklus itu semua.
Itu kodrat kita memang, sebagai manusia biasa.
Tapi bijak bgt kok dan gak ada ruginya kalo kita coba minimalisir itu.
Legowo, lapang dada, sabar, ikhlas, bersyukur.
Enak banget hidup kalo penuh perasaan itu.
Dan kalo kita kembali melakukan kesalahan2 yang bikin dosa kita makin banyak,
Mendingan kita refleksikan lagi dan cari tau penyebab kita ngelakuin dosa itu sebenarnya apa.
Dan tolong banget jgn sampai jwbannya:

"Ya namanya juga manusia, pasti banyak khilafnya"
"Manusia itu emang tempatnya salah, karena yang bener ya cuma Tuhan" 
"Ya kita pasti banyak salah lah, kita kan bukan Nabi"

Ya kita (memang) bukan Nabi -_-

Jumat, 08 Agustus 2014

"Finally" ...... "And Then" ....... "After That" ........ "I've Made It"

Finally..
Finally..
Finally..

Keluh kesah selama kurang lebih 4 bulanan buat ngerjain tugas akhir ini diakhiri dengan manis sekali. Lebih manis daripada Jessica Mila bahkan.
Alhamdulillah sidang tugas akhir sudah terlewatkan.
Revisi sudah terlewatkan.
Proses cetak dan jilid dll uda selesai jg.
Yudisium alhamdulillah juga udah selesai.
Tinggal menunggu waktunya tanda tangan ijazah dan fitting baju toga (ceileee hahaha)

Finally..
Namaku jadi 4 kata, ketambahan S.T. di belakang nama Arbi heheehe
Tapi bukan perkara S.T. yang jadi sorotan utama, karena S.T. itu sudah dipunya sama lebih dari 5000 orang di Indonesia.
Tapi cerita dan kesan di balik usaha untuk mendapatkan S.T.

But this is not the end.
Because after "Finally", akan ada yang  namanya "And Then".
Finally dapet S.T., and then I should looking for a job first. -___-

Ya.
Kerja.
Akhirnya tersadar kalo idealisme masa muda sebagai mahasiswa semi aktivis, akhirnya kalah juga sama realita yang mengharuskan kita membuat pilihan.
Dan pilihanku jatuh buat menjadi seorang job seeker.
Sempat terlintas untuk meneruskan S2 di bidang Marketing Analyst atau HRM.
Tapi tuntutan keluarga agaknya mengarahkan saya untuk dapat mandiri finansial dulu.
Ya job seeker lah caranya.....
Mungkin akan berbeda buat mahasiswa yang benar2 pny ambisi kuat, entah itu mau lanjut studi, wirausaha atau mungkin jalur politis. Dengan mereka yang uda pny ambisi dan gambaran ke depan, mungkin bisa agak ngotot untuk menggapai ambisinya.
Padahal kalo diingat2, waktu dimintai tolong nyampein materi di pelatihan buat maba di ITS, saya selalu bilang kepada mereka buat jadi "Mahasiswa yang Tidak Seragam".
Mahasiswa yang selalu pny cita-cita spesifik, mahasiswa yang tau mau ngapain dan bagaimana cara mencapai cita-citanya dan jadi mahasiswa yang gak takut buat break the rules.
Hahaha tapi sekarang gimana dengan saya?
Miris memang....
Padahal saya bilang gt ke mereka untuk memotivasi diri sendiri secara tdk langsung.
Tapi emang, ngomong jauh lebih mudah daripada berbuat.

Tapi gak masalah.
Karena "And Then" juga bukan akhir.
Karena habis "And Then", bakalan ada kata "After That".
Dan saya bakalan terus usaha supaya saya pada akhirnya bisa senyum bangga sambil bilang :

"I've Made It"

Jumat, 04 Juli 2014

Jangan Cela PSK

Lokalisasi.
Berasal dari asal kata Lokal yang artinya sentralisasi dalam satu lingkup yang tidak luas.
Jadi secara harafiah lokalisasi itu secara denotasi tidak selalu berarti tempat pelacuran.
Tapi karena memang kita semua sudah sangat familiar dengan penggunaan kata lokalisasi untuk mengistilahkan tempat pelacuran. Akhirnya jadi muncul algoritma sederhana :

// LOKALISASI = TEMPAT PELACURAN //
 
Dan mumpung juga lagi hangat2 tai ayam momentum penutupan lokalisasi (yang katanya) terbesar di Asia Tenggara yang ada di Surabaya, Kota Pahlawan, namanya Dolly, saya mau share tentang pengalaman pribadi saya yang belum pernah saya ceritakan ke siapa.
Karena malu.
Karena gak tahu kenapa saya harus share.
Karena takutnya saya dianggap freak.

Jadi gini, 
Logika yang sudah umum di masyarakat adalah para penghuni lokalisasi semuanya adalah orang gak bener, orang brengsek, bajingan.
Mulai pengunjung yang datang, orang yang bekerja secara langsung menjajakan (PSK) sampek makelar jahat (germo).
Dan yang saya kritisi di sini adalah PSK nya.
Gak jarang orang-orang itu mencela PSK karena dianggap PSK itu biang keladi dari kemaksiatan perzinahan bebas tersebut.
Orang-orang selalu bilang :

"Kalo PSK gak ada, perzinahan pasti gak ada dan lokalisasi pasti tutup secara otomatis"

Padahal belum tentu juga. Kenapa?
Ya karena kalo dari hasil studi lapangan (ciieee) itu awalnya malah PSK itu ada karena permintaan dari masyarakat itu sendiri.
Jadi logika orang-orang itu kebalik.
Kalo PSK gak ada, ya masyarakat hidung belang bakalan selalu cari cara buat dapetin pemenuh hasrat berlebihannya.
Bukan gara-gara PSK ada dulu, terus menarik masyarakat.
Walaupun emang sih, banyak orang yang awalnya gak tau, jadi pengen tau dan mencoba ke lokalisasi.


Ya saya sadar kalo share saya ini gak kuat karena gak pake riset bertahun2 dan birokrasi berbelit2nya.
Tapi apa yang saya paparin di sini itu hasil wawancara langsung dengan salah satu pelakunya (PSK nya).
Gak perlu ditanyalah ya gimana kira2 saya bisa wawancara langsung dengan salah satu pelakunya hahhaa.

Tapi yang jelas, intisari dari hasil wawancara singkat dengan PSK tersebut itu emang mirip2 banget sama cerita klise di sinetron2 gitu.
Dia datang dari desa, dibawa sama temennya, katanya mau diajak jd pembantu rumah tangga, tapi ternyata dia didiemin hampir 2 minggu di daerah Dukuh Kupang sana.
Terus kata temennya, lowongan buat pembantu rumah tangga udah penuh, akhirnya dia ditawari buat jadi lady escort buat karaoke.
Dia akhirnya mau dengan syarat dia disulap dulu alias dimake over.
2 minggu pertama dia beneran jadi lady escort di karaokean.
Tapi akhirnya singkat kata, dia tercelup juga ke dunia hitam itu. Diawali dengan tawaran dari pelanggan karaokenya buat "pelayanan" lebih dan berlanjut hingga jadi PSK kayak sekarang.
Sekarang, dia mau mentas, mau pergi dari wismanya, udah gak bisa karena dia baru tau kalo di terjerat utang yang banyak banget ke germo atau mucikarinya. 
Dia jg bilang kalo di sana itu dijaga sama banyak banget preman2.
Jadi PSK di sana juga gak bisa macem atau melarikan diri.

Itu kebetulan PSK yang saya wawancarai dengan latar belakang yang lumayan bener.
Tapi tidak dipungkiri juga kalo gak sedikit PSK yang memang dari sononya agak atau mungkin gak bener. (maaf kasar)

Tapi mungkin yang menyakitkan adalah generalisasi dari masyarakat kalo semua PSK itu kayak sampah.
Selalu mencela PSK.
Memang mereka salah.
Mereka hina.
Tapi mereka juga manusia.
Terlebih lagi buat mereka yang berasal dari latar belakang yang bener.

Analoginya, 
kamu punya temen, temenmu itu dulunya klepto.
Tapi sekarang udah enggak, dan karena generalisasi temen2mu tentang dia klepto, akhirnya gak ada 
yang mau temenan sama dia.
See??
Semua orang punya masa lalu hitam, yang mungkin dia sendiri gak mau membuat masa lalu itu.
Jadi tolong banget, 
(Bijak Banget Kalo Kita) Jangan Cela PSK ...

Rabu, 02 Juli 2014

Namanya Juga Tugas Akhir ...... (2)

Wiiiih sudah lama sekali gak nyambung tulisan.
Sudah hampir sebulan lebih, ya memang karena kemarin2 lagi disibukkan dengan tugas yang (Insya Allah) jadi yang terakhir.
Namanya Tugas Akhir...


Dulu saya sempet banget ngeluh2 gara2 tugas akhir ini.
Bukan karena sulit pengerjaannya.
Bukan karena sulit ketemu sama dosen pembimbingnya.
Tapi gara2 habis2an di perjalanan menuju objek penelitiannya yang ada di Gresik

Tapi penderitaan itu uda berakhir sejak 1 bulan yang lalu, tepatnya tgl 28 Mei.
Karena memang ijin penelitian saya cuma sampai 30 Mei.
Pasca itu, saya fokus buat garap laporan dll yang Alhamdulillah juga uda selesai dari 2 minggu lalu.

Kalo sekarang mau sok2an nostalgia, saya jd heran sendiri sama jaman saya berjuang ke objek penelitian di Gresik itu.
Kok bisa saya kuat kayak gitu ya?
Hampir 5 hari dalam seminggu, untuk 3 mingguan saya pulang pergi Gresik-Surabaya terus.
Naik motor.....
Kok bisa ya?
soalnya kalo dibayangin sekarang, kacau banget rasanya. Pasti capek bgt.

Itu terbukti, karena 2 hari yang lalu saya baru aja ke objek penelitian itu lagi untuk review sekilas laporan Tugas Akhir saya yang akan saya sidangkan dulu.
Itu perjalanan berasa jauh banget.
Sampek di kos rasanya uda tepar banget.

Jadi bingung, apa yang membuat saya kuat dulu ya??
Ya mungkin semangat berlebihan sekaligus rasa tertekan dan rasa ingin yang besar banget supaya tugas ini bisa cepet selesai.
Mungkin ada semangat yang gak tau datangnya dari mana.
Namanya Juga Tugas Akhir....
Pasti ada aja jalannya sampai tugas ini bisa selesai.
Percaya aja deh...

Seperti yang saya bilang tadi,
Alhamdulillah Laporan Tugas Akhir saya ini sekarang uda beres dari 2 minggu lalu, tapi draft laporan buat persyaratan sidang baru saya kumpul 2 hari yang lalu karena memang ada 1-2 faktor mulai faktor availabilitas dosbing buat approval sama faktor lain laah.
Sekarang tinggal ditunggu aja jadwal sidang yang bakal ada namaku.
Semoga aja cepat keluar ya.
Supaya bisa prepare lebih awal.
Sekalian minta doanya supaya jalannya bisa relatif lancar sampai benar2 bisa dapetin 2 huruf yang diidam2kan banyak teman saya sekarang : S.T.

Buat temen2 yang masih berjuang.
Bismillah bisa lancar ya,Bismillah..
Insya Allah ada aja jalan yg bisa bikin kita garap dan selesain tu tugas.
yaa..
Namanya Juga Tugas Akhir ....(2)

Sabtu, 17 Mei 2014

Tragedi Tambun dan (kemungkinan) Kebohongannya

Seluruh masyarakat Surabaya,  dan mungkin Indonesia.
Ato mungkin seluruh Dunia pasti masih segar ingetannya tentang : "Tragedi Tambun"
Karena memang tragedi ini sangat miris dan menyedihkan.

Belum tau Tambun?
Tambun itu singkatan dari Taman Bungkul hahaha
Taman yang ada pas di tengah kota Surabaya. Taman yg sdh jadi ikon Kota Surabaya.
Taman yg beberapa kali dapet penghargaan skala int'l.

Dan sekitar 1 minggu yg lalu,, tragedi itu terjadi.

"Taman Bungkul yang sudah direvitalisasi oleh Pemkot Surabaya dari (sekitar) tahun 2003, rusak parah hanya dalam waktu 15 menit"

Tanaman di median jalan sepanjang 1 km rusak parah.
Tanaman2 di Taman Bungkul bagian depan jg rusak dan rata.
Suasana Car Free Day yg tiap minggu diadakan di Jalan Raya Darmo (Jalan protokol dpn Taman Bungkul) yang biasanya ceria uda jadi serem gara2 lautan manusia yg banyak banget.
Penyebabnya cuma 1 :  Orang-orang pada berebut ice cream (orang surabaya bilangnya es grem) yang dibagikan gratis sama W*lls. rata2 ice cream itu harganya cm 3 ribuan.

Kronologis lengkap banyak di berita kok. Ini salah satunya :

Terlepas dari salah siapa, warga yang terlampau beringas ato penyelenggara yang teledor.
Ada beberapa hal yg jadi sorotan saya :
1. Unil**er selaku produsen W*lls bilang kalo pihaknya gak tau apa2. Karena sdh melimpahkan teknis acara ke EO di Surabaya
2. Kata Unil**er, pihak EO bilang kalo perijinan sudah beres dan acara bisa dilaksanakan
3. Dari pihak pemkot dan kepolisian bilang kalo kegiatan itu ilegal dan gak ada ijinnya

Terkesan saling lempar bola tanggung jawab kan?

Nah, saya dpt info dari sumber yang (lumayan) terpercaya, ada beberapa fakta yang gak di blow up ke media sampai sejauh ini (udah berasa detektif profesional banget ini hehe).
1. EO yang dimaksud Unil**er itu namanya S*nj*ya. EO yang ada di 3 kota (Jakarta, Surabaya, Bandung). dan memang EO ini rekananya Unil**er. Untuk di kawasan Jatim, emang EO ini yang dipercaya sama Unil**er untuk penyelenggaran promotion event (kalo yang ini saya tau bener, karena pernah bersinggungan sama EO ini)

2. Unil**er bilang semuanya dilimpahkan ke EO. Mulai pemilihan lokasi, perijinan dll nya. Padahal dari pihak Unil**er sendiri yg pgn tempatnya di tambun. Karena tau tambun itu tempat yg pasti rame. Jadi bisa minimasi biaya promosi event yang niatannya mau dibuat pemecahan rekor MURI juga

3. Pihak EO uda bilang klo perijinan buat event besar di tambun agak seret, tapi Unil**er masih pgn tempatnya di tambun

4. Ada kabar yg bilang kalo akhirnya EO dpt ijin dari pemkot. Tapi gak tau ijinnya ini resmi ato enggak (cuma sebatas uang pelicin supaya dijinin tanpa ada ijin resmi). Indikasi ini muncul stelah pihak pemkot secara tegas bilang g ada ijin, padahal pihak EO merasa uda dpt ijin (nah lo)

5. Katanya juga, pihak Unil**er sdh membayar sebagian ganti rugi. Tapi tuntutan pemkot ke pihak Unil**er blm dicabut

6. Petinggi EO di Surabaya ini kabarnya sekarang jadi tersangk atau saksi kuat yg bisa mengarah ke tersangka gitulah.


Dari beberapa poin di atas, terlihatnya sih pihak Unil**er terkesan cuci tangan banget.
Walaupun pada akhirnya tetap membayar kerugian materiil kerusakan Taman Bungkul sesuai janjinya.
Silahkan dinilai sendiri apa yg sebenarnya terjadi gara2 peristiwa ini.
Apakah memang masyarakat Surabaya yang salah??
Mereka bilang cinta Surabaya. Cinta ikon Surabaya. Cinta Taman Bungkul. Bangga akan Taman Bungkul.
Tapi gara2 es krim harga 3000an, jadi lupa sama omongan2 mereka dan secara sadar ataupun g sadar jadi merusak Taman Bungkul.
Ataukah pihak EO?
Atau pihak produsen produk?
Atau malah pihak pemkot yang ada indikasi ke arah gratifikasi???
Jujur saya juga gak bisa memastikan.
Semuanya masih dugaan.

Saya mau publish tulisan ini juga agak takut.
Takut kena UU elektronik ato mungkin pencemaran nama baik :(
ya semoga semua bisa ambil hikmah dari Tragedi Tambun itu.
Kalo memang sayang dan bangga, kita juga kudu bisa merawat dan mempertahankannya.
Bener kan? :)

Selasa, 13 Mei 2014

Gunung Penanggungan : Sang Beranda Pulau Jawa

1.653 mdpl???
Pendek banget..

Kesombongan itu yang keluar dari mulut dan pikiran saat ngobrol sama temen dan merencanakan pendakian selanjutnya (saya itu suka banget mendaki sama naik gunung, walaupun fisik lemah tapi bondo nekat aja haha)
Kesombongan itu muncul karena saya selama ini selalu mendaki gunung yang ketinggiannya di atas 3.000 mdpl.
Sombong sekali..
Memang...
Saya belum menyadari kalo setiap gunung itu punya kesulitan, sensasi dan tentunya keindahannya sendiri-sendiri.

Akhirnya karena beberapa kali lihat blog tentang Gunung yang ada di daerah Trawas, Mojokerto ini. Dan ternyata dijelaskan kalo view yang bisa dilihat dari gunung ini, "numero uno", akhirnya saya dan beberapa teman memutuskan untuk berangkat ke sana.
Kami sengaja membawa perbekalan yang lebih untuk jaga2. Kami merencanakan memasak sebanyak 3 kali. Yaitu Sabtu Malam, Minggu Pagi dan Minggu Siang.
Karena Gunung Penanggungan tidak mempunyai sumber air, disarankan bawa persediaan air minum yang cukup.

Kami berangkat dari Surabaya hari Sabtu pukul 12.30 WIB ke arah Trawas. Dan karena di antara kami belum ada yang pernah ke sana, alhasil kesasar berkali-kali dan baru sampai di area pendakiannya pukul 15.30an.
Dari Surabaya kami naik motor menuju ke arah Tretes dan kemudian Trawas.
Sekedar info, pos pendakian Gunung Penanggungan dari rute Trawas ini letaknya sebelahan sama Kampus Ubaya cabang Trawas. (Gunung Penanggungan sendiri memiliki sekitar 4 rute : Trawas, Ngoro, Jolotundo dan apa lagi lupa).
Sampai di pos, kami santai2 dulu dan ngopi2 dulu (ini ciri khas kalo mau mendaki, dienakin dulu makan sama minumnya hha).
Kami baru berangkat pukul 16.30an. Sesuai info dari temen2 di pos pendakian, kalo jalan lambat, bisa sampai di puncak bayangan (area camp) sekitar 4 jam jalan. Kalo jalan cepet bisa cuma 2 jam.
Dan setelah jalan 3 jam. Kami akhirnya sampai di pos bayangan jam 19.30an.

Jalur pendakian Gunung Penanggungan dari rute Trawas ini sebenernya gak terlalu panjang.
Tapi memang derajat kemiringannya yang lumayan.
Saya membagi tipikal jalur pendakian gunung ini jadi :

1. Area Bawah
Jalur ini dimulai di pos pendakian, ngelewatin kebun2. Area penebangan pohon. Perjalanan di area ini sekitar 30 menit jalan sedang dan stabil. Medannya relatif datar dengan banyak batu2 (jalan makadam) dan juga jalur tanah. Perbatasannya area ini adalah saat ada papak penunjuk yang menunjukkan arah ke puncak yang mengambil arah belok kanan. Ini merupakan papan penunjuk pertama yang ada.

2. Area Hutan 1
Di jalur ini, tumbuhan mulai banyak dan pohon2 sudah mulai menutupi trek. Jadi area ini akan relatif lebih dingin. Tapi di area ini, sudah mulai menanjak tapi dengan kondisi trek yang masih lebar dan dominasi trek tanah. Derajat kemiringan area ini sekitar 30-40 derajat. Tapi masih enteng karena tipikal treknya yang tanah berlantai-lantai sehingga masih bisa jalan sedang dan stabil. Durasi perjalanan di area ini sekitar 1 jam. Perbatasan area ini adalah saat ada papan penunjuk yang menunjukkan arah ke puncak. Ini merupakan papan penunjuk kedua.

3. Area Hutan 2
 Area ini lanjutan dari area hutan 1. Lanjutan, karena memang tipikal areanya sama. Banyak pohon dan teduh. Perbedaannya ada di derajat kemiringan sama kondisi trek. Di area ini, kondisi trek dominan batu-batu kecil dan trek yang sempit  serta nyempil di antara dinding tanah yang tingginya sekitar 1,5meter sampai 2 meter. Derajat kemiringannya antara 40-60 derajat. Di area ini kita kudu sering2 menggunakan bantuan tangan, dan kudu ati2 karena di area ini banyak banget lintah dan ulat bulu yang nempel di batu2 ato pinggiran dinding tanah. Durasi perjalanan di area ini sekitar 1,5-2 jam.

4. Area "Di Mana Pemandangan Sangat Indah"
Hahaha....
ya itu nama yang saya kasih buat area ini karena di area ini sudah gak ada pohon. Cuma ada ilalang. Derajat kemiringannya sudah kembali normal sekitar 20-30 derajat dan treknya sudah dominan tanah liat. Durasi perjalanan area ini hingga puncak bayangan sekitar 10 menit.
Nama sensasional itu saya berikan karena di area ini kamu bisa lihat Gunung Arjuno dan Welirang dengan jelas tepat berada di lurusmu. Dan juga tentunya pemandangan kota serta Gunung Mahameru di kejauhan. Saya ada di area ini sekitar pukul 18.30, dan pemandangaannnya indah bangeeet!!! Lampu2 kota dan banyak kembang api di kota yang menambah eksotis pemandangan malam itu.


Setelah pukul 19.30 sampai di Puncak Bayangan, kami mendirikan tenda dan masak2.
Setelah itu kami istirahat hingga pukul 02.00 WIB.
Kami naik ke puncak pukul 02.30 WIB dengan membawa 1 tas ransel yang diisi dengan 2 botol minum dan 2 roti sisir (fyi, rombongan saya terdiri dari 6 orang).

Trek menuju puncak ini derajat kemiringanya bisa sampai 70 derajat dengan kondisi di awal perjalanan tanah liat dan kemudian semakin tinggi semakin dominan batu2.
Dengan kondisi yang seperti ini, benar2 mengingatkan saya dengan trek puncak Mahameru. Bedanya cuma di Mahameru pasir, di Penanggung batu.
Kami sampai puncak pukul 04.00 WIB dan masih sangat gelap.
Kami istirahat dan santai2.
Dan sunrise muncul sekitar pukul 05.00.

Semakin terang dan terang....
Dan semakin terlihat pemandangan yang indah yang bisa dilihat dari Gunung Penanggungan.
Gunung mini yang memiliki tinggi 1.653 mdpl.
Dengan kondisi yang sangat cerah.
Matahari yang semakin membumbung tinggi ditemani sesekali dengan hembusan kabut yang menutupi sedikit dari keperkasaan sang raja matahari.
Sebelah barat terlihat gugusan kota dengan bayangan puncak Penanggungan. Iya bayangan. Bayangan terbesar yang pernah saya lihat. Yang membuat gugusan kota tersebut terlambat mendapatkan sinar sang raja matahari.
Di arah selatan, terlihat dengan jelas dan dekat kegagahan Gunung Arjuno dan Welirang yang berdiri kokoh tepat di hadapan Gunung Penanggungan.
Semakin ke selatan, terlihat di kejauhan semburan asap Puncak tertinggi di Jawa. Sang atap langit pulau Jawa, Puncak Mahameru.
Di arah timur, terlihat lautan awan yang menutupi pemandangan kota yang dipenuhi dengan orang-orang yang mulai sibuk menjalankan aktifitasnya.

Saat itulah saya tersadar.
Selama ini saya mendaki gunung dan mencapai puncak. Mulai puncak Mahameru. Puncak Welirang. Puncak Arjuno. Puncak Lawu. Kegagahan Gunung Argopuro...
Gunung Penanggungan inilah yang memberikan keindahan puncak yang paling mewah.
Tidak tinggi memang.
Memang mini.
Tapi indah.....
Dari situlah saya menyadari :

"Jika ingin melihat dan mengabadikan pemandangan yang indah. Kita harus mencari tempat yang sesuai untuk menikmati pemandangan tersebut. Kta tidak akan dapat menyadari sepenuhnya pemandangan indah tersebut jika kita berdiri tepat di atas pemandangan tersebut"

Dan Gunung Penanggungan ini merupakan tempat yang sangat sesuai untuk dapat melihat pemandangan indah ini. 
Mulai tingginya Gunung Arjuno dan Welirang.
Keseksian Puncak Mahameru.
Hingga panorama kota yang menandakan kehidupan modern manusia.
Inilah tempat yang paling sesuai...

Oleh karenanya, bila Mahameru mendapat julukan : "Atap Langit Pulau Jawa"

Saya menyebut Gunung Penanggungan dengan julukan : "Sang Beranda Pulau Jawa"


Suasana Daerah Trawas Malam Hari dari Puncak Bayangan (dok.pribadi)

Puncak Penanggungan Berselimutkan Hembusan Kabut Tipis (dok.pribadi)

Sang Raja Matahari dengan Sombong Menampakkan Sinarnya (dok.pribadi)

Sang Atap Langit Pulau Jawa, Puncak Mahameru (dok.pribadi)

Hike?That's always be fun. Hike+Friends? That's always be perfect journey (dok.pribadi)

Ilalang yang Berusaha Menutupi Kesombongan Sang Raja (dok.pribadi)

Kegagahan Gunung Arjuno dan Welirang (dok.pribadi)

Lautan Awan yang Menjadi Ornamen Wajib Puncak Gunung Manapun (dok.pribadi)

Is there something that more beautiful than this? please show me (dok.pribadi)

Kelompok Kecil Perjalanan (dok.pribadi)

Kelompok Kecil Perjalanan (dok.pribadi)


Kamis, 08 Mei 2014

Namanya Juga Tugas Akhir .....

Tulisan ini menyambung dari tulisan saya yang punya judul "Balada Mahasiswa Semester Akhir (1)", yang edisi (2) nya juga blm dibuat karena males nulis panjang-panjang  -mendingan juga dibuat nulis laporan Tugas Akhir 8) -

Di masa semester 8 saya ini yang juga saya tetapin harus sebagai semester terakhir di masa perkuliahan, saya Alhamdulillah cuma ambil 10 sks.
5 sks itu Tugas Akhir.
3 sks itu mata kuliah "kampret" yang ngulang dari semester 6.
2 sks nya lagi itu mata kuliah bersama yang memang di kurikulum itu buat mahasiswa semester 8, tapi gak tau kenapa temen2 saya pada ambil di semester 2, 4 ato 6. Jadi seakan-akan hina sekali mengambil mata kuliah ini di waktu yang sesuai (aneh ....)

Buat mata kuliah "kampret", kebiasaan dari semester 6 susah sekali dihilangkan.
Karena mata kuliah ini sistemnya "team teaching" (jadi gak ada dosen tetap, dosen gantian terus sesuai kebutuhan materi). Tujuannya sistem itu kan supaya mahasiswa dapat materi yang spesifik dari orang yang spesifik juga. Tapi pada kenyataannya, penjelasan dari satu dosen dan dosen yang lain itu gak ada yang koheren. Akhirnya mahasiswa yang gak suka baca (kayak saya), pasti kesulitan menangkap inti dari perkuliahan ini.
Untung aja sebagai salah seorang veteran mata kuliah ini (a.k.a. mahasiswa tua yang ngulang), masih bisa meraba-raba sedikit inti dari matkul ini.
Oh ya, yang saya maksud kebiasaan dari semester 6 ini adalah : TIDAK MENGIKUTI PERKULIAHAN -___- (please jangan dicontoh yang beginian)
Kalo di semester 6, sering gak masuk karena jadwal kuliah yang jam 7 pagi dan hari SENIN dan saya harus berangkat dari rumah saya di SIDOARJO ke kampus tercinta saya yang ada di SURABAYA (it means sekitar 35km perjalanan). Perjalanan sekitar 1 jam kalo lancar, nah karena hari SENIN merupakan beginning of the week and that's suck. Kalo saya berangkat dari rumah telat 5 menit aja ato jam 06.05, durasi perjalanan bisa berlipat menjadi 1 jam 45 menit!
Akhirnya saya sering telat.....entah ini bisa dijadikan alasan ato enggak.
Kalo di semester 8 ini, beberapa kali saya sudah gak masuk karena alasan yang lebih terhormat : Saya harus ke objek penelitian saya, dan itu tidak bisa ditinggalkan..... entah ini bisa dijadikan alasan (lagi) ato enggak.

Di sinilah letak ke"suck"an berikutnya.
Objek penelitian saya itu Pabrik pupuk besar yang terletak di Kota Gresik.
It means, sekitar 30km perjalanan dari kos saya yang terletak di dekat kampus tercinta saya.
Kalo lancar perjalanan sekitar 1 jam.
Kalo uda macet perjalanan bisa jadi 1,5 jam -___-
Dan yang lebih "suck" adalah karena saya tidak naik mobil, tapi naik tunggangan andalan saya (Motor Supr* 125 cc yang uda menemani saya jatuh dan nabrak apa aja), saya harus lewat jalan bawah. Dan itu jalur TRUK. iya, TRUK.TRUK.TRUK.TRUK. -__-
Panas.
Debu.
Macet.
Kampret.

Ada yang lbh kampret lagi?
ADA....
karena topik TA saya berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), jadi saya harus sering interaksi sama orang di sana dan metodologi penelitian saya pun harus sesuai dengan keadaan di sana.
Itu berarti, saya kudu sering ke sana. hufthz...
Seminggu bisa sampai 2-4 kali ke sana.

Ada yang lebih kampet lagi?
ADA.....
karena berhubungan dengan perusahaan, jadi saya harus menyesuaikan dengan jadwal di sana.
Pernah saya butuh banget buat konsultasi, tapi orang sananya cuma bisa 1 jam di sela2 beliau rapat.
Yaaaaaa.....gimana lagi???
Total 60an kilometer.
Total 3 jam pulang pergi.
Cuma untuk ngobrol sekitar 35 menit.

tapi ya gimana lagi??
Namanya Juga Tugas Akhir .......
Semoga bisa berakhir dengan manis :)

Dan di dalam lubuk hati yang terdalam,
saya menikmati proses ini.
Proses dimana saya bener2 tau namanya perjuangan.
Perjuangan yang dilewati di tengah terpaan debu, kucuran keringat, di bawah teriknya matahari, di tengah himpitan roda besi dan di tengah hiruk pikuk klakson yang membahana (cieee puitis gerimis)
Proses dimana saya bisa tahu keadaan aktual lapangan pekerjaan kayak gimana.
Proses dimana di setiap langkah saya, terdapat doa dari Orang tua saya.
Proses dimana setiap saya down, terdapat doa saya sendiri agar senantiasa diberikan konsistensi.
Proses dimana setiap saya kesel dan ingin mengeluh, saya selalu berpikiran positif dan berbisik :

Namanya Juga Tugas Akhir ........
Semoga bisa jadi yang terakhir.
Aaamiiiin....