Sabtu, 09 Mei 2015

Meet Your New Colleague, Face Them Gently, Got Your Best Impression, Keep in Touch and You Will Get You Deserve!

Sudah lama sekali blog ini dibiarkan tidak terurus. Tidak ada postingan baru. Tidak ada aktifitas di dalamnya. Kalau dimisalkan rumah mungkin sudah berdebu, banyak sarang laba-laba dan mungkin sudah dijadikan tempat mesum buat anak muda-mudi yang dilanda asmara.
Sebenarnya selama ini banyak sekali pemikiran dan mungkin uneg-uneg yang mau disampaikan tapi karena niat yang kurang kuat akhirnya selalu urung.


Kurang lebih 8 bulan bekerja di Jakarta ini, banyak sekali kondisi benar-benar baru yang saya temui. Mulai dari teman baru, rekan kerja baru, bos baru, klien baru.

Yang perlu digaris bawahi, ini benar-benar baru. Dari kalangan dan latar belakang yang berbeda-beda juga.

Dan prinsip saya, jika kita bertemu orang baru kita harus dapat first impression yang bagus dari dia (to be honest, poin ini belum sepenuhnya bisa saya dapatkan), karena kita tidak tahu bisa saja kita akan membutuhkan orang yang baru ditemui itu suatu saat nanti.

Singkat kata, kita tidak bisa under estimate sama siapapun, terutama orang baru.



"Kalo twist plot yang di film-film sih gini, kita lagi jalan buru-buru ke kantor buat meeting dan sudah telat nih ceritanya. Terus kita gak sengaja nyenggol orang yang jalannya agak lambat di depan kita, kemudian kita ngomel-ngomel ke dia.
Waktu kita sampai di kantor, ternyata orang yang kita senggol itu adalah klien yang akan meeting sama kita. Klise"



Oleh karena itu, mungkin saya mau share aja pendapat tentang kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin sering kita perbuat saat baru pertama dengan orang lain. Pendapat ini juga hasil ngobrol dengan beberapa teman, jadi tidak sepenuhnya prerogratif pendapat saya. Here we are:


1. Saat Jabat Tangan
Ini mungkin hal yang paling simpel yang akan dilakukan pertama kali saat bertemu orang lain.
To the point aja, PASTIKAN saat berjabat tangan kita selalu dalam keadaan berdiri. Terlebih misal yang akan kita jabat tangannya ada cewek. Itu menunjukkan kalau kita respect dan interest sama kehadiran dia. Dan selalu perhatikan gesture dari lawan kita itu, jika dia ternyata muslimah yang tidak berkenan untuk bersentuhan tangan dengan non-muhrimnya, ya sudah sewajarnyalah kita hanya menyilakan tangan kita di dada kita.
Dan 1 lagi, jangan berjabat tangan seperti kita belum makan 3 hari (tidak bertenaga). Genggam lawan bicara kita dengan mantap, pandang matanya, shake your hand and hold it for around 2 seconds. 


2. Saat Memperkenalkan Diri

Kesalahan kecil paling sering terjadi adalah, saat berjabat tangan secara refleks kita akan memperkenalkan diri kita,  
DAN SECARA BERSAMAAN
Pasti pernah ngalamin kan? Sehingga kita tidak mengetahui secara jelas nama lawan bicara kita. Atau mungkin kita akan tanya lagi “Siapa namanya tadi?”, atau mungkin ada juga yang akhirnya setelah ngobrol-ngobrol kita baru Tanya “Oh ya, siapa namanya tadi?”. 
What the hack, repetitif kayak gitu itu gak proper bro. Dari hasil tanya-tanya ke beberapa teman, mereka tidak suka kalau namanya ditanya sampai berkali-kali. 
“Lha terus tadi waktu kenalan, lu dengerin apa?”, kebanyakan akan menggerutu seperti itu.

Jadi, yasudah waktu jabat tangan, biarkan lawan bicara kita memperkenalkan dirinya sendiri dulu, baru setelah itu kita memperkenalkan diri kita dengan suara yang jelas dan mantap. That will make you look great and gorgeous bro!


3. Saat Sudah Mulai Ngobrol

Nah, ini sebenarnya saat-saat kegaringan mulai muncul dan ego masing-masing orang akan terlihat. Jadi fase ini memang paling ribet menurut saya. Karena tujuan kita adalah untuk mendapatkan first impression yang bagus, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

a.   Saat ngobrol, pertukaran informasi akan terjadi. Ingat ya, pertukaran informasi, jadi kita harus punya informasi yang akan ditukarkan. 
      Singkat kata, be the person that has wide knowledge bro. Tidak perlu pengetahuan tentang sains atau politik yang mendalam, obrolan kecil tentang kabar Liga Champions, Pertandingan tinju antara Pacman dan Mayweather, KAA yang sudah terlaksana, Hukuman mati yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Bandar narkoba asing, destinasi wisata yang menarik dekat kotamu, itu sudah cukup untuk menjadi obrolan ringan yang akan mengantarkan kita ke pembicaraan yang lebih serius. 
      Jadi, jangan sampai kita tidak tahu kabar-kabar umum terbaru atau KUDET. Bisa-bisa kita jadi orang garing yang tidak asik diajak ngobrol. Gimana kita bisa dapat first impression yang bagus kalau kita tidak nyambung diajak ngobrol?

b.   Pada hakikatnya, manusia itu lebih suka ngomong daripada mendengarkan. Walaupun kita hanya punya mulut 1 dan telinga yang lebih banyak, 2 buah. Tapi entah kenapa kita lebih suka ngomong daripada mendengarkan. Sehingga, semua orang pasti pernah mengalami dan mengucapkan hal ini saat ngobrol, “Oh gitu? KALO AKU …..”
      Ya!! KALO AKU merupakan kata-kata yang paling sering diucapkan. Jadi saat lawan bicara kita selesai bicara atau bahkan belum selesai bicara, kita secara tidak sadar mengeluarkan kata-kata KALO AKU dan seterusnya. Men, ini bukan ajang pamer pengalaman atau pamer pengetahuan. Ada kalanya kita harus diam dan mendengarkan. Buat saya, tidak masalah jika kita tahan hasrat ngomong kita, biarkan lawan bicara kita yang lebih banyak bersuara, bikin mereka nyaman ngobrol sama kita karena kita nyambung diajak ngobrol dan MAU MENDENGARKAN APA YANG MEREKA OMONGKAN.

c.   Berikutnya adalah masalah topik obrolan, seringkali kita kehabisan topik obrolan. Sebenarnya mudah saja sih, topik obrolan yang gak ada matinya adalah: PENGALAMAN.

Simpel sekali. Kita pancing aja lawan bicara kita untuk menceritakan pengalaman dan anything about themselves. Pasti gak ada matinya, dan itu topik menarik untuk mereka. Karena, manusia itu makhluk paling egois di dunia. Mereka suka sekali menceritakan keAKUannya. Dan itu tidak jelek kok, kita bahkan bisa belajar dari pengalaman mereka kan? 
Dan saat mereka mengeluarkan kata-kata “Kalau kamu gimana?”

YOU GOT IT BRO!! Selamat anda sudah mendapatkan perhatian dari lawan bicaramu, itu menandakan dia respect ke kamu dan ingin mendapatkan sesuatu juga dari kamu.

d.    BIG DON’Ts are:

·    Menanyakan umur, lebih baik menanyakan angkatan saat kuliah. Itu lebih redirect daripada kita menanyakan secara langsung “Umurnya berapa ya?”

·    Menanyakan status. Seperti “Sudah nikah atau belum?”, mungkin ini pertanyaan simpel dan lumrah bagi sebagian orang. Tapi bagi sebagian sisanya, bisa jadi ini pertanyaan yang sensitive dan privasi sekali

·    Menanyakan agama, ini benar-benar sudah wilayah pribadi seseorang yang tidak bisa diganggu gugat. Jangan pernah menanyakan hal ini kecuali kita sudah kenal baik dengan lawan bicara kita

·    Menanyakan nominal gaji. Jika dalam dunia kerja, saat kita share dengan orang baru, dan kita menanyakan hal ini, sama saja menarik pelatuk pistol tepat di kepala kita. No more explanation, just don’t do it

Poin-poin di atas hasil sharing dengan tentor suatu pelatihan yang kebetulan beliau adalah ekspat. Jadi hal di atas merupakan hal tabu di luar negeri, terutama di Eropa. Tapi saya yakin, sepertinya hal ini juga tabu ditanyakan pada orang yang baru kita temui.


4. Saat Akan Pamit

Kesalahan kecil yang fatal dan sering dilakukan adalah: TIDAK MENANYAKAN KONTAK YANG BISA DIHUBUNGI. Kebanyakan orang berpikiran tidak panjang ke depan, jadi misal sudah bertemu orang, ya sudah, gitu aja, tidak ada kelanjutan. 
Padahal balik seperti di awal saya bilang, kita tidak pernah tahu jika ke depannya mungkin kita membutuhkan bantuan orang tersebut atau mungkin orang tersebut juga membutuhkan kita tapi tidak tahu kontak kita.

Simpel sekali kok, tinggal minta nomor hp atau emailnya. Ingat ya, NOMOR HP. Itu lebih formal dan fungsional, kita bisa telpon jika dalam keadaan urgent. 
Nomor HP juga akan secara otomatis integrate ke  akun Whatsapp, dan kadang-kadang juga akan integrate ke akun Line. Jika kamu tipikal orang yang chat freak, usahakan jangan meminta ID social media atau chatting di kesempatan pertama bertemu orang baru dalam keadaan formal. 
Tapi misal dalam keadaam informal, ya mungkin saja jika kita minta pin BBM, ID Line dan sebagainya. Tetap perhatikan kondisi ya.



4 poin dan 3 sub-poin di atas mungkin sudah sama-sama kita sadari kalau memang hal tersebut adalah hal proper yang kita lakukan, tapi kita sering sekali miss dalam melaksanakannya. 
Padahal dari hal-hal kecil tersebut, kita bisa mendapatkan first impression yang bagus dan bisa dipercaya oleh orang lain.

Saya juga belum bisa sepenuhnya sempurna dan lancer dalam melaksanakan seluruh poin dan sub-poin di atas. Saya juga masih berusaha, terlebih dalam fase saat Sudah Mulai Ngobrol.

Mungkin jika dirasa poin di atas terlalu kaku dan formal, itu karena saya merefleksikan dalam dunia kerja dan professional, tentunya akan lebih luwes jika kita bertemu seseorang dalam kondisi informal, tapi tetap usahakan pada pakem-pakem tersebut.

"Meet your new colleague, face them gently, got your best impression, keep in touch and you will get you deserve!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar