Selasa, 11 Maret 2014

Sistem Politik Indonesia(ku Tercinta)

Saya ini bukan mahasiswa yang senang dengan politik, baik itu politik nasional, internasional maupun politik kampus.
Karena menurut saya, politik itu kotor banget. Abu-abu banget yang mana lawan dan yang mana kawan.
Dan jujur, politik itu menunjukkan wajahnya yang sangat munafik.

Kenapa saya nulis dengan topik kayak gini?
Karena saya jengah.
Iya.Saya jengah.Bosen dan muak setiap kali di jalan melihat banner2 wajah orang yang sangat asing buat saya dengan background warna yang berbeda-beda (yang menandakan mereka dari parpol yang berbeda pula).







Indonesia ini menganut SISTEM POLITIK MULTIPARTAI BERBATAS.
MULTIPARTAI karena partai di Indonesia ini banyak sekali. Kalo setau saya, jaman orde lama itu lebih dari 100 partai ikut pemilu legislatif. Saya gak tau apakah sistem pemilihannya sama kayak sekarang, yang jelas gak bisa bayangin aja harus milih caleg dari 100 lebih partai. Kertas suaranya segede spanduk demo paleng.
Terus jaman Pak Harto, baru ditekan jadi sistem partai terbatas. Karena cuma ada 3 partai kalo gak salah, PDI, Golkar sama PPP.
Dan sekarang baca2 katanya ada sekitar 15 an partai yang sudah pasti ikut pemilu legislatif.
Banyak banget parpol di Indonesia. Sehingga kepentingan yang mau dibawa pun banyaaak bgt. Dan berbeda2 di tiap parpolnya.
Kenapa bs banyak?karena syarat pembentukan parpolnya aja gampang banget!!
Tinggal masalah berani ato gak buat parpol baru??

BERBATAS karena parpol tersebut harus punya minimal 2,5% suara di daerah supaya ada perwakilan di DPR ataupun DPRD.
Misal nih, di daerah X itu terdiri dari 500.000 DPT, berarti parpol harus dapetin minimal 12.500 DPT. itu jumlah yang besar loh.
Makanya banyak banget banner yang memajang foto2 Wakil parpol nya (saya gak bilang wakil rakyat ya, tapi wakil parpol) supaya orang2 tau dan akhirnya milih caleg yang minimal mereka taulah wajahnya gimana.

Dengan banyaknya parpol, akhirnya bisa aja kepentingan parpolnya yang didahulukan daripda kepentingan bersama.
Pernah ada contoh nyata di daerah saya. Wakil walikota nya itu dari parpol yang dominan warna merah dengan simbol binatang matador.
Dia wakil walikota yang diangkat oleh Mendagri sehingga SEHARUSNYA taat sama instruksi Mendagri. Akhirnya saatr polemik kenaikan BBM jadi 6500 kemarin, dia menanggalkan status wakil walikota dan ikut demonstrasi di jalan di depan kantornya sendiri!!! dengan alasan "Karena saya kader partai xxxx, maka saya harus mengedepankan ideologi dan visi partai yang memang oposisi".
Akhirnya setelah fenomena tersebut reda, beliau bikin fenomena lagi dengan mengundurkan diri dari jabatannya dengan dalih akan mencalonkan diri menjadi Gubernur. Waktu diwawancara, dia menjawab "Iya memang saya akan mencalonkan diri menjadi gubernur dikarenakan konsolidasi dari partai saya".
Akhirnya beliau kalah dan sekarang saya lihat banner beliau LAGI sebagai CALON ANGGOTA DPR RI.
Mau ngmg apalagi beliau?disuruh partainya lagi?
Padahal dengan kejadian mundurnya dia dari Wakil walikota, membuat masalah yang berkepanjangan di jabatannya sekarang. Semua warga Kota Pahlawan, Surabaya, pasti tahu dan paham banget masalah ini.

Ini yang saya sebut, benarkah kepentingan golongan dan parpolnya sendiri akan terus diagung2kan dibandingkan kepentingan masyarakat luas?????

Jengah banget dengan hal2 seperti itu.
Banner yang merusak pohon2 kota. Mengurangi lahan pedestrian dan trotoar.
Merusak pemandangan kota dan jalur hijau.
Politik itu kotor.
Saya bukan orang yang menekuni politik atau suka politik.
Saya juga gak tahu bagaimana sistem politik yang paling bagus dan sesuai untuk Indonesia.
Saya cuma berandai, gimana kalo di Indonesia itu cuma ada 2-4 partai sehingga konflik2 multipartai seperti yang terjadi sekarang itu bisa diminimalisir?apakah mungkin???
Tapi mau diapakan pun, ya kita harus terima.
Kita harus terima kalo ya begini ini Sistem Politik Indonesia(ku Tercinta)....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar